Kamis, 08 November 2012

Galau karna Sahabat....

Memiliki sahabat memang indah apalagi sahabat yang care and well dengan kita terasa hidup kita kini bahagia..Kemana-mana kita selalu bersama..bergurau bersama..bermain bersama-sama

Tapi tidak tau kenapa aku dan dia mulai menjauh, dia mulai memandang aku dengan materi.Dan mulailah dia menghinaku .Begitu perih beban yang ku rasakan, terfikir di benakku ''inikah artinya sahabat yang telah kita bina 6 tahun?'' dia menganggap aku sampah yang tidak layak pakai.Sejak itulah aku mulai belajar membencinya, mulai tumbuh benih kebencian terhadapnya.Aku tau aku tidak sekaya dia, tapi tolong jangan memandang aku dengan sebelah mata !! Detik-detik perpisahan kelas 3 kami rasakan.Ah !! perasaan aku biasa saja justeru aku senang sekali.

Tapi..Akhirnya aku satu sekolah lagi sama dia !! Betapa jengkelnya hati ini melihat wajahnya seakan rasa timbul rasa benciku terhadapnya ..Ya sudahlah..jalani saja..Aku dan dia sama kelas..Lebih jengkelnya lagi..Sudah hampir satu semester aku dan dia disatukan dalam satu sekolah yang sama, kami bagaikan orang asing.Ketika bertatapan pun tidak senyum.Ketika bertemu pun tidak bersapaan justru malah menghindar.Terlebih sakit sekali hatiku ini saat aku hendak menyeberang ke sekolah tiba-tiba dia jalan dihadapanku dengan mionya.Jangankan untuk menegur, membalikkan mukanya pun tidak Sungguh aku tidak sanggup!!Tiada berbuah manis akhir persahabatan kami ini.Apa salah aku?Salahkah aku menjauhinya saat dia menghinaku?Ya Tuhan..berilah kami titik terangnya Ya Tuhan..Berikanlah kami petunjukMu yang boleh membuat kami mengintropeksi diri.Jika Engkau berkehendak satukan kami kembali Ya Tuhan walaupun tidak sedekat dulu.

Senin, 08 Oktober 2012

Sejarah Bahasa indonesia


SEJARAH PERKEMBANGAN BAHASA INDONESIA


  • PERKEMBANGAN BAHASA INDONESIA SEBELUM MERDEKA

Pada dasarnya bahasa Indonesia berasal dari bahasa Melayu. Pada zaman Sriwijaya, bahasa Melayu dipakai sebagai bahasa perhubungan antar suku di nusantara dan sebagai bahasa yang digunakan dalam perdagangan antara pedagang dari dalam nusantara dan dari luar nusantara.
Perkembangan dan pertumbuhan bahasa Melayu tampak lebih jelas dari berbagai peninggalan – peninggalan, misalnya :

         1.     tulisan yang terdapat pada batu nisan di Minye Tujoh, Aceh pada tahun 1380 M;
         2.      prasasti Kedukan Bukit, di Palembang, pada tahun 683;
         3.      Prasasti Talang Tuo, di Palembang, pada tahun 684;
         4.      Prasasti Kota Kapur, di Bangka Barat, pada tahun 686;
         5.      Prasasti Karang Brahi Bangko, Merangi, Jambi, pada tahun 688.
Bahasa Melayu menyebar ke pelosok nusantara bersamaan dengan menyebarnya agama Islam di wilayah nusantara. Serta makin berkembang dan bertambah kokoh keberadaannya, karena bahasa Melayu mudah diterima oleh masyarakat nusantara sebagai bahasa perhubungan antarpulau, antarsuku, antarpedagang, antarbangsa dan antarkerajaan.
Pada abad ke-15 berkembang bentuk yang dianggap sebagai bentuk resmi bahasa Melayu karena dipakai oleh Kesultanan Malaka, yang kelak disebut sebagai bahasa Melayu Tinggi. Penggunaannya terbatas di kalangan keluarga kerajaan di sekitar Sumatera, Jawa, dan Semenanjung Malaya.
Pada akhir abad ke-19 pemerintah kolonial Hindia-Belanda melihat bahwa bahasa Melayu (Tinggi) dapat dipakai untuk membantu administrasi bagi kalangan pegawai pribumi. Pada periode ini mulai terbentuklah “bahasa Indonesia” yang secara perlahan terpisah dari bentuk semula bahasa Melayu Riau-Johor. Bahasa Melayu di Indonesia kemudian digunakan sebagai lingua franca (bahasa pergaulan), namun pada waktu itu belum banyak yang menggunakannya sebagai bahasa ibu. Bahasa ibu masih menggunakan bahasa daerah yang jumlahnya mencapai 360 bahasa.
Pada awal abad ke-20, bahasa Melayu pecah menjadi dua. Di tahun 1901, Indonesia di bawah Belanda mengadopsi ejaan Van Ophuijsen sedangkan pada tahun 1904 Malaysia di bawah Inggris mengadopsi ejaan Wilkinson.



  •  PERKEMBANGAN BAHASA INDONESIA SESUDAH MERDEKA

Bahasa Indonesia lahir pada tanggal 28 Oktober 1928. Pada saat itu, para pemuda dari berbagai pelosok nusantara berkumpul dalam rapat, para pemuda berikrar
          ·         Kami putra dan putri Indonesia mengaku bertumpah darah yang satu, tanah air Indonesia
          ·         Kami putra dan putri Indonesia mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia
          ·         Kami putra dan putri Indonesia menjunjung tinggi bahasa persatuan, bahasa Indonesia
Ikrar para pemuda ini dikenal dengan nama “Sumpah Pemuda”. Unsur yang ketiga dari “Sumpah Pemuda” merupakan pernyataan tekad bahwa bahasa Indonesia merupakan bahasa persatuan bangsa Indonesia. Pada tahun 1928 bahasa Indonesia di kokohkan kedudukannya sebagai bahasa nasional. Penggunaan bahasa Melayu sebagai bahasa nasional atas usulan Muhammad Yamin, seorang politikus, sastrawan, dan ahli sejarah. Selanjutnya perkembangan bahasa dan kesusastraan Indonesia banyak dipengaruhi oleh sastrawan Minangkabau, seperti Marah Rusli, Abdul Muis, Nur Sutan Iskandar, Sutan Takdir Alisyahbana, Hamka, Roestam Effendi, Idrus, dan Chairil Anwar. Sastrawan tersebut banyak mengisi dan menambah perbendaharaan kata, sintaksis, maupun morfologi bahasa Indonesia.
Bahasa Indonesia dinyatakan kedudukannya sebagai bahasa negara pada taggal 18 Agustus 1945, karena pada saat itu Undang – Undang dasar 1945 di sahkan sebagai Undang – Undang Dasar Negara Republik Indonesia. Di dalam UUD 1945 disebutkan bahwa “Bahasa Negara Adalah Bahasa Indonesia” (Bab XV, Pasal 36)
Proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia, 17 Agustus 1945, telah mengkukuhkan kedudukan dan fungsi bahasa Indonesia secara konstitusional sebagai bahasa negara. Kini bahasa Indonesia dipakai oleh berbagai lapisan masyarakat Indonesia.


Peristiwa-peristiwa penting yang berkaitan dengan perkembangan bahasa Indonesia :Pada tahun 1901 disusunlah ejaan resmi bahasa Melayu oleh Ch. A. van Ophuijsen dan ia dimuat dalam Kitab Logat Melayu
  1. Pada tahun 1901 disusunlah ejaan resmi bahasa Melayu oleh Ch. A. van Ophuijsen dan ia dimuat dalam Kitab Logat Melayu
  2. Pada tahun 1908 Pemerintah mendirikan sebuah badan penerbit buku-buku bacaan yang diberi nama Commissie voor de Volkslectuur (Taman Bacaan Rakyat), yang kemudian pada tahun 1917 ia diubah menjadi Balai Pustaka. Balai itu membantu penyebaran bahasa Melayu di kalangan masyarakat luas
  3. Tanggal 28 Oktober 1928 merupakan saat-saat yang paling menentukan dalam perkembangan bahasa Indonesia karena pada tanggal itulah para pemuda pilihan mamancangkan tonggak yang kukuh untuk perjalanan bahasa Indonesia
  4. Pada tahun 1933 secara resmi berdirilah sebuah angkatan sastrawan muda yang menamakan dirinya sebagai Pujangga Baru yang dipimpin oleh Sutan Takdir Alisyahbana dan kawan-kawan
  5. Pada tanggal 25-28 Juni 1938 dilangsungkanlah Kongres Bahasa Indonesia I di Solo  
  6. Pada tanggal 18 Agustus 1945 ditandatanganilah Undang-Undang Dasar RI 1945, yang salah satu pasalnya (Pasal 36) menetapkan bahasa Indonesia sebagai bahasa negara
  7. Pada tanggal 19 Maret 1947 diresmikan penggunaan Ejaan Republik (Ejaan Soewandi) sebagai pengganti Ejaan van Ophuijsen yang berlaku sebelumnya
  8. Kongres bahasa Indonesia V di Jakarta pada tanggal 28 Oktober s.d. 3 November 1988. Kongres ini dihadiri oleh kira-kira tujuh ratus pakar bahasa Indonesia dari seluruh Nusantara (sebutan bagi negara Indonesia) dan peserta tamu dari negara sahabat seperti Brunei Darussalam, Malaysia, Singapura, Belanda, Jerman, dan Australia. Kongres itu ditandatangani dengan dipersembahkannya karya besar Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa kepada pencinta bahasa di Nusantara, yakni Kamus Besar Bahasa Indonesia dan Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia
  9. Kongres Bahasa Indonesia VI di Jakarta pada tanggal 28 Oktober s.d. 2 November 1993. Pesertanya sebanyak 770 pakar bahasa dari Indonesia dan 53 peserta tamu dari mancanegara meliputi Australia, Brunei Darussalam, Jerman, Hongkong, India, Italia, Jepang, Rusia, Singapura, Korea Selatan, dan Amerika Syarikat. Kongres mengusulkan agar Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa ditingkatkan statusnya menjadi Lembaga Bahasa Indonesia, serta mengusulkan disusunnya Undang-Undang Bahasa Indonesia
  10. Kongres Bahasa Indonesia VII diselenggarakan di Hotel Indonesia, Jakarta pada tanggal 26-30 Oktober 1998. Kongres itu mengusulkan dibentuknya Badan Pertimbangan Bahasa dengan ketentuan sebagai berikut :
    • Keanggotaannya terdiri atas tokoh masyarakat dan pakar yang mempunyai kepedulian terhadap bahasa dan sastra
    • Tugasnya memberikan nasihat kepada Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa serta mengupayakan peningkatan status kelembagaan Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa

Bahasa Indonesia terus mengalami perkembangan. Sampai saat ini, bahasa Indonesia merupakan bahasa yang hidup. Yang terus menghasilkan kata-kata baru, baik melalui penciptaan, maupun penyerapan dari bahasa daerah dan bahasa asing. Hampir Sebagian besar warga Indonesia menggunakan bahasa Indonesia yang bercampur dengan bahasa asing atau daerah. Bahkan terdapat kamus bahasa gaul yang diperjual-belikan secara bebas. Sebagai warga negara Indonesia kita harus tetap melestarikan bahasa persatuan kita di era globalisasi ini...
sekian tugas saya...Semoga dapat diterima yaaa...^-^